Friday, September 7, 2012

Al Qur'an dan Embriologi #2


 Dahulu, para ilmuwan tidak mengetahui bahwa ketika manusia senantiasa mengalami perkembangan ketika manusia tersebut berada di dalam perut ibunya. Para ilmuwan baru mampu mengetahui dan memberikan ilustrasi sebuah janin yang berada di dalam perut ibunya ketika telah memasuki era sains modern.

Pada abad ke-2 masehi seorang ilmuwan bernama galen memberika gambaran tentang plasenta dan membrane fetal di dalam bukunya yang berjudul ‘On The Formation of The Fetus’. Akan tetapi, itu belum cukup untuk bisa menggambarkan tahapan-tahapan dalam perkembangan janin yang berada di dalam perut ibunya. Seorang ilmuwan bernama Streteer akhirnya mampu memberikan gambaran tentang tahap perkembangan janin pada abad ke 20. Streeter merupakan orang yang pertama kali yang menawarkan system pentahapan perkembangan embrio yang kemudian digantikan dengan system yang lebih akurat yang ditemukan oleh O’Rahilly (1972).

Jauh sebelum itu, Islam menggambarkan betapa majunya ilmu pengetahuan dalam ajaran-ajaran Islam. Pada 1400-an tahun yang lalu Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa salam telah mampu menjelaskan tahap-tahap perkembangan embriologi dengan jelas dan sangat detail. Tahapan perkembangan embriologi yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Salam sangat sesuai dengan penemuan-penemuan sains pada zaman modern. Para ilmuwan hanya mampu menjelaskan tahapan embriologi ketika telah ditemukannya mikroskop dan USG, sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Salam mampu menjelaskan tanpa menggunakan itu semua, beliau menjelaskan dengan petunjuk yang disampaikan Allah ta’ala lewat firman-Nya dalam Al Qur’anul Karim.
Allah Ta’ala berfirman :

“…Dia menjadikan kamu dalam kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.” (QS. Az Zumar : 6)
Kata “dalam tiga kegelapan” yang dimaksudkan dalam ayat tersebut yaitu (1) Zhulmatul Bathni atau kegelapan perut, (2) Zhulmatur Rahmi atau kegelapan Rahim, dan (3) Zhulmatu Masyimah atau kegelapan ari-ari. Hal ini tidak bertentangan dalam penemuan yang dikembangkan pada zaman sains modern. Sains modern menjelaskan bahwa janin manusia berada di dalam tiga lapisan, yaitu (1) Dinding anterior abdomen, (2) Dinding Uterus, dan (3) Membran Amniotic (ari-ari identic dengan membran amniotic).

Allah Ta’ala berfirman :
Kemudian kami menjadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” (QS. Al Mu’minuun : 13)

Syaikh as-Sa’di menjelaskan Saripati atau Nuthfah adalah sesuatu yang keluar dari laki-laki dan dari perempuan. Kemudian ia menetap disebuah tempat yang kokoh yaitu Rahim.
Kita semua telah mengetahuinya, bahwa yang keluar dari laki-laki adalah sperma sementara yang keluar dari perempuan adalah ovum.

Setelah itu sperma dan ovum kemudian bercampur, seperti yang telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim, yaitu :
 “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur…” (QS. Al Insan : 2)
Campuran tersebut kemudian membentuk zigot yang membelah diri menjadi blastocyst yang tertanam secara kuat di tempat yang kokoh (uterus).

Kemudian, Allah Ta’ala berfirman :
Kemudian nuthfah itu Kami jadikan ‘alaqah” (QS. Al Mu’minuun)

Kata ‘alaqah dalam bahasa arab memiliki 3 makna, yaitu lintah, sesuatu yang tergantung, atau segumpal darah.
Makna 1. ‘alaqah bermakna lintah. Pada usia 1-24 hari, embrio manusia yang menemopel pada endometrium tampak seperti lintah yang menempel dikulit. Tidak hanya itu, embrio yang mendapatkan dari endometrium deciduas juga mirip seperti seekor lintah yang mendapatkan darah dari tempat ia menempel. Professor Keith L. Moore mencoba membandingkan antara gambar lintah dan gambar embrio manusia pada usia 24 hari, hasilnya beliau menemukan bahwa banyak sekali kemiripan diantara gambar tersebut.


Gambar Lintah (atas) dibandingkan dengan gambar embrio usia 24 hari (bawah)
Makna 2. ‘alaqah bermanka sesuatu yang tergantung. Hal ini dapat kita lihat dari penempelan embrio manusia di uterus selama tahap ‘alaqah.
Makna 3. Segumpal darah. Selama tahap ‘alaqah ini terjadi pembentukan darah pada pembuluh darah tertutup sampai siklus metabolism selesai diplacenta. Inilah alasan mengapa embrio memiliki penampakan seperti gumpalan darah.
Demikianlah penjelasan dari 3 makna yang terdapat dalam kata ‘alaqah. Dalam penjelasan tersebut tidak ada satupun yang bertentangan dengan pengetahuan modern.

Allah Ta’ala berfirman :
kemudian ‘alaqah itu Kami jadikan mudhghah.” (QS. Al Mu’minuun : 14)
Mudhghah dapat berarti segumpal daging atau sesuatu yang dikunyah. Embrio manusia akan tampak seperti gumpalan daging atau sesuatu yang dikunyah pada akhir minggu keempat. Tampilan primordial dari vertebrae terlihat seperti sesuatu yang dikunyah.


Kemudian, Allah Ta’ala berfirman :
Kemudian Kami jadikan mudhghah itu ‘idzhaman (tulang belulang), lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan lahma (otot).” (QS. Al Mu’minuun : 14)
Ayat ini menjelaskan bahwa setelah tahap mudhghah, tulang terbentuk terlebih dahulu (sebagai model kartilago) kemudian otot berkembang dan menyelimuti tulang-tulang tersebut.

Allah Ta’ala berfirman :
kemudian Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain.” (QS. Al Mu’minuun : 14)
Tulang dan otot yang terbentuk menghasilkan makhluk dengan bentuk yang berbeda. Hal ini bisa kita lihat pada akhir minggu kedelapan. Pada masa ini, embrio telah memiliki bakal dari organ-organ tubuh baik internal maupun eksternal dengan karakter yang khusus. Setelah minggu kedelapan embrio tersebut memiliki panggilan baru, yaitu fetus. Hal ini menjadikannya sebagai makhluk baru yang memiliki bentuk lain.

Allah Ta’ala berfirman :
dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani” (QS. An Nahl : 78)
Indra-indra khusus seperti pendengaran, penglihatan dan peraba berkembang pada fase ini secara bertahap, sesuai yang dijelaskan pada ayat tersebut. Bakal telinga internal tampak lebih dulu, kemudian mata, dan yang terakhir otak. Dengan otak inilah manusia dapat mengembangkan pemahaman dan mampu membedakan antara yang baik dan buruk (hati nurani).

Tidak hanya sampai disitu, Allah menjelaskan kelanjutan dari apa yang terjadi didalam Rahim yang tertuang dalam firmanNya yaitu :
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna.” (QS. Al Hajj : 5)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa embrio pada dasarnya tersusun atas jaringan yang berdiferensiasi (sempurna kejadiannya)dan jaringan yang tidak berdiferensiasi (tidak sempurna).

Demikianlah Allah menjelaskan tahap perkembangan embriologi, sungguh Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Tahapan embriologi yang dijelaskan di dalam Al Qur’an yaitu sebagai berikut :
  1. Nuthfah (setetes)
  2. alaqah (bentuk seperti lintah atau segumpal daging, atau sesuatu yang tergantung)
  3. Mudhghah (seuatu bekas dikunyah atau segumpal daging)
  4. idzhaam (tulang atau kerangka)
  5. Kisaa al ‘idzham bil laham (membungkus tulang dengan otot)
  6. An Nasy’a (pembentukan fetus yang sudah jelas)
Tahapan embriologi yang diterangkan dalam Al Qur’an pada dasarnya berdasarkan pada pengidentifikasian bentuk (morfologi) dan ukuran yang lebih akurat dan mudah dipahami. Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Wallahu a’lam Bishshawab
Sumber :
  1. Al Qur’anul Karim
  2. Abu Salma Muhammad, 2007. Mukjizat Embriologi di Dalam Al Qur’an. On Line : 15 Maret 2012

0 comments:

Post a Comment