This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, December 24, 2011

Takbir Menyejarah


Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillah, Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aliy Muhammad..
Mungkin beginilah perasaan Rasulullah dan para shahabat saat kalah dalam perang uhud. Di saat kemenganan sudah berada di depan mata, ketidaktaatan terhadap perintah Rasul menjadikan kemengangan itu sirna dalam sekejap, bahkan Rasulpun terdesak hingga hampir saja terbunuh jika tidak dilindungi oleh thalhah bin ubaidillah. Penyebab utama kekalahan itu salah satunya karena orang-orang munafik yang menggerogoti tubuh umat muslim. Ya..mungkin seperti inilah rasanya..

Malam itu, sekitar pukul 3 malam, saat perhitungan hampir selesai dan keunggulan lawan sudah tidak mampu dikejar lagi, ikhwan-ikhwan yang sudah mulai lelah dikumpulkan dan dibariskan di gelanggang mahasiswa. Kami semua berbaris, berbaris dibawah langit yang cukup cerah malam itu dan suasana yang agak dingin. Setelah itu sedikit taujih diberikan untuk mnyemangati ikhwan malam itu, tapi tetap saja sulit, mata kami terus berkaca kaca, tak mampu menahan air mata. “tidak perlu bersedih hati, ini semua adalah ketetapan Allah..kita semua telah menyepurnakan ikhtiar dan doa, tapi apalah daya, Allah telah menetapkan ini semua jauh sebelum alam semesta ini diciptakan, dan inilah hasilnya. Dengan ini, kita semua harus tetap berdakwah, dimanapun, kapanpun, meskipun tanpa lembaga karena tanpa lembaga pun kita semua dapat tetap berdakwah”, seperti itulah kira-kira isi dari taujih malam itu, kemudian dilanjutkan dengan doa rabithah, saat itu, kami semua tak mampu lagi menahan tangis, isak tangis terdengar jelas dari samping kiri dan kanan ku saat itu,.ya..mungkin seperti inilah perasaan Rasulullah dan para shahabat saat kalah dalam perang uhud (tapi yang pasti, pukulan yang dirasakan umat muslim dalam kekalahan uhud mesti lebih menyakitkan dari pada kekalahan yang kami alami).

Setelah doa dipanjatkan, pemimpin barisan mengatakan, “setahun yang lalu, dua tahun yang lalu, kita semua keluar dari gelanggang ini dengan takbir –karena saat itu kami menang-, saat ini, apakah kalian semua berani jika kita bertakbir ?!”..sambil berbisik saya dan beberapa orang dibarisan berkata “berani !”. maka, ditengah sunyi dan senyapnya malam itu, di waktu-waktu terakhir perhitungan, beliau berkata, “takbir !” dan disambut dengan takbir –mungkin ini takbir yang paling kencang yang pernah saya pekikkan- “ALLAHU AKBAR”..”takbir !” ..ALLAHU AKBAR..”takbir !” ALLAHU AKBAR !!

Takbir yang menyejarah menggelegar digelanggang mahasiswa malam itu..era baru dunia dakwah kampus UGM pun dimulai..

Banyak hikmah yang bisa diambil, ini menandakan bahwa kita harus terus berbenah..yang jelas dengan tegas saya katakan, “SAMPAI KAPAN PUN, DIMANA PUN, DENGAN ATAU TANPA LEMBAGA, KAMI SEMUA AKAN TERUS BERDAKWAH, HINGGA TERWUJUDNYA ISLAM SEBAGAI RAHMATAN LIL ‘ALAMIN !! “

Suatu saat akan terbukti, siapakah yang paling professional, siapakah yang kontributif, dan siapakah yang paling baik amalnya dihadapan Allah..mari kita buktikan kawan, siapakah yang paling baik amalnya,.
Kami semua akan terus beramal, terus berkontribusi untuk Indonesia dan untuk Agama Allah.,yang jelas dengan tegas saya katakan, “SAMPAI KAPAN PUN, DIMANA PUN, DENGAN ATAU TANPA LEMBAGA, KAMI AKAN TERUS BERKONTRIBUSI DEMI BANGSA DAN TANAH AIR INDONESIA, DEMI AGAMA ALLAH YANG MULIA”

Tetap berjuang kawan..perkuat keimanan, pererat ikatan ukhuwwah..tetap istiqamah hingga berjumpa dengan Rabb yang agung Allah ta'ala..mari kita sambut dengan senyuman dan semangat membara, "era baru dakwah kampus UGM"

Tuesday, December 13, 2011

Mana Ikhwan Untukku ?

Tulisan ini banyak ibrahnya, mangga di ambil manfaatnya..ini bukan tulisan saya, saya hanya copast..sumber aslinya saya lampirkan dibawah dari tulisan ini..
bismillah
...............................................

BLEDERR!! Subhanallah, kaget bukan buatan setelah kubaca pesan singkat di ponsel. Allah, ada yang hendak melamarkuuu! Ini sebuah prestasi, eh (mikir) ya prestasi. Aku baca ulang; hmm, apa ada yang keliru dengan cara ini?
Mirror mirror on the wall, pantaskah aku mendampinginya?” sedikit gila, aku ngobrol dengan kaca meja rias.
Kenapa mesti ngaca, orang seperti dia tentu melamar perempuan bukan karena fisik, kaca menjawab. Tapi sepertinya itu suara hatiku.

Umar. Nama sahabat Nabi, juga nama sahabatku. Mungkin sama kualitas jika hidup semasa, analisaku saja. Umar—yang kawanku—sejak SMA selalu berprestasi, pikirannya tajam, sikapnya tegas, saleh tentu saja. Dan, posturnya itu… wajahnya itu… astaghfirullaha’azhim. Aku pernah mengaguminya sebelum hijrah. Lalu aku tobat, karena kekagumanku bertepuk sebelah tangan.
Diterima di kampus yang sama, aku dan Umar berbeda fakultas. Jika bertemu tidak saling sapa, tentu saja, kami tidak saling pandang. Tapi aku hapal bayangannya, karena tiga tahun di SMA kami selalu satu kelas.

Tidak ada yang kebetulan. Hari ini, di hapeku, pada sebuah pesan yang kupastikan tak salah kirim, seorang kawan yang lain mengabarkan keinginan Umar melamarku.
Wiwi nama kawanku itu, agak aneh memang. Menggambarkan orangtua yang tidak kreatif, halah! Ia sudah menikah dua tahun lalu, curi start padahal kuliahnya belum lagi kelar. Sekarang kami sarjana, tapi menganggur. Tidak apa, kan ada suami yang menanggung biaya hidup. Prinsip yang salah. Tolong, kembalilah ke topik!
Wiwi, aku, dan Umar satu organisasi, sebuah lembaga dakwah skup terbesar di kampus. Tidak ada yang istimewa dengan persahabatanku dan Wiwi, kecuali bahwa dia menikah dengan kakak sepupuku, dan kami pernah bertengkar gara-gara pada sepupuku itu, kuceritakan kisah Wiwi yang dulu pernah sms-an ganjen dengan ikhwan senior.
Kami saling diam, lalu berbaikan lagi saat lebaran. Bertengkarnya pada dua hari terakhir Ramadhan.

Ke nomor ponselku, Wiwi yang tidak istimewa mengirimkan pesan ajakan ta’aruf dari Umar. Apa lagi yang hendak dikenalkan? Ayolah Umar, bukankah kita sudah saling kenal. Kadang-kadang agresif itu tidak baik, nuraniku angkat bicara.
Hatiku berbunga-bunga. Tombol gulir kuarahkan ke bawah, menuju huruf ‘e’, memanggil seseorang yang kuberi nama ‘em-er’ pada ponsel.
“Assalamu’alaykum. Apa kabar, Mbak? Djkalhf fieoifepi dkajdkajs kugruipgoripogsw…” sebagai orang Indonesia, etika berbasa-basi hukumnya wajib.
… terus berbicara sambil melihat jam, pulsa berlari kejam karena beda operator …
Mbak Em-er adalah penasihat spiritualku, ya kalau berlebihan sebut saja guru ngaji. Teman berbagi masalah yang bertemu muka satu pekan sekali. Kadang-kadang libur juga jika ada acara besar, dan pertemuan dialihkan ke acara besar itu.
“O begitu… umur Ika sekarang berapa?”
“Dua satu, Mbak,” jawabku mantap. Masih muda kan, tapi sudah laku, gila!
“Sayang loh, masih muda banget. Energinya masih bisa disalurkan buat umat.”
“Memangnya kalau sudah nikah nggak bisa ngurusin umat lagi ya, Mbak?” tanyaku lugu.
“Bisa. Tapi harus berbagi dengan suami, anak, rumah… ya kan?”
Kok nanya balik, mana aku tahu. “Jadi gimana, Mbak?”
“Tunda dululah. Lagipula kita punya jalur kok, Ika tunggu saja proposal nikah dari ikhwan lewat Mbak. Insya Allah lebih bisa dipercaya.”
Aku kaget lagi. Benar-benar simalakama. Lantas aku pusing, antara Umar dan Mbak Em-er. Aku cinta keduanya. Apa? Keliru, aku cinta Mbak Em-er. Umar bukan siapa-siapaku, tidak lebih utama dari penasihat spiritual utusan struktur wilayah.
Wiwi ikut kaget mendapat balasan pesan dariku. Lewat telepon, ia khutbah tanpa naskah. Tapi Wiwi hanya tokoh tidak penting, ia marah karena tidak mampu menyenangkan hati Umar. Dan asal tahu saja, Wiwi nikah lewat jalur swasta. Kakak sepupuku, yang shalihnya biasa-biasa saja, langsung datang menemui orangtua Wiwi, tidak lewat ustadz.
***
Sepekan kemudian.
Dasar mimpi, tiga hari berturut-turut Umar hadir di sana. Tapi syukurlah, ketaatanku pada Mbak Em-er mampu meredam keinginan yang menurutku tak pantas itu. Prinsipku, yang baik untuk yang baik. Itu kata Quran, jadi santai saja.

Empat bulan berikutnya.
Tapi, ‘santai’ itu cuma gampang diketik. Kini, setelah dengan pongah kutolak Umar, hatiku hancur lebur jadi puing paling puing. Undangan pernikahan Umar tergeletak manis di meja kamarku. Wiwi dengan sangat girang mengantarkannya, bahkan sampai ke kamar. Dia tentu tahu, malam ini bantal gulingku akan banjir.
Betul kata Quran, yang baik untuk yang baik. Umar menikah dengan seorang akhwat yang kelihatan biasa-biasa saja, tapi aku tahu hapalannya banyak, rajin tahajjud dan puasa sunnah. Jangan tanya dari mana aku tahu, akhwat itu binaanku. Sasi, akhwat yang dari segi fisik bertipe standar, tapi membuatku gentar dan kapok untuk mengevaluasi amalan binaan di akhir kajian. Lagi-lagi Umar melamar anak orang tanpa lewat ustadz atau siapalah yang cukup punya label untuk disegani. Mungkin karena Wiwi dianggap tidak kapabel jadi comblang, Umar datang sendirian menemui orangtua Sasi. Karena orangtua Sasi sudah setuju, binaanku yang dahsyat itu kemudian meneleponku bukan untuk minta restu, tapi sekadar mengabarkan rencana pernikahannya. Oh dunia, kau seperti ibu tiri!
Melihat kenekatan cara Umar, kupikir ia tidak dalam lingkaran pengajian lagi—aku cukup berharap, agar hati ini sedikit terhibur—tapi melihat tamu yang hadir di walimahan sederhana itu, makin retak jantungku. Rupa dan bau mereka familiar semua.

Hari ini, pada ulang tahun ke enam hancurnya hatiku.
Penasihat spiritualku sudah lima kali ganti. Sekarang kajian pekanan diisi oleh Mbak Em-er Lima, tapi aku masih sendiri. Setia menanti janji Em-er memberi ikhwan yang lebih pantas untukku. Kabarnya, biodata yang kuukir-ukir dulu sudah menguning di laci besi milik Kaderisasi.

Kulihat kerut dahi Bunda makin bertambah, apalagi jika keluarga datang silaturahim. Orang-orang tak kreatif itu seperti tak punya bahan selain membahas jodoh.
Bunda seperti orang dapat wangsit, selalu optimis menyiapkan segala hal untuk rumah tanggaku kelak. Beberapa alat dapur yang masih baru beliau tandai dengan inisialku, sebagai jatah karena tak mampu memberi warisan sepetak sawah, tanah, atau rumah seperti di sinetron-sinetron.

Melihat semua itu, baru kusadari; aku kualat.
Enam tahun lalu aku meminta izin pada orang yang bahkan tak ingat berapa usiaku, dan sekarang yang bersangkutan tak bisa dituntut pertanggungjawabannya. Ke mana materi kajian? Aku bahkan lupa untuk shalat istikharah, karena ketaatanku salah tempat. Kesadaran yang mutlak telat, bahwa posisi syariat berada di atas aturan atau AD/ART organisasi mana pun.

Sekarang Umar sudah beranak tiga, sedang aku hanya berharap segera melepas predikat single sebelum berkepala tiga. Tak berani terus terang pada Bunda soal enam tahun lalu, khawatir keijabahan doanya sebagai ibu pudar sebab kecewa.
Menurut teori, seharusnya aku berusaha. Maka ikhtiarku kali ini adalah mendongkrak doa Bunda untukku yang kuyakin selalu ada dalam shalat malamnya. Usia sudah menyurutkan semangatku untuk aktif, termasuk menjemput jodoh—entah dengan cara apa. Terbukti, sekarang aku lebih melow, tidak lucu lagi.
Contohnya pada detik ini, sekompi orang dari pihak Ayah datang ke rumah, ujug-ujug menawarkan beberapa laki-laki kampung mereka untuk dijadikan menantu Ayah-Bunda. Ada yang juragan kambing, tauke sawit, PNS,….
“Tapi ya… mereka nggak jenggotan. Celananya biasa aja, nggak cingkrang. Biarlah, daripada yang jaga masjid itu, jidatnya item tapi makan aja nunggu dikasih warga.”
“Bla.. bla.. bla..”
“Gimana, Ka?” tanya Bunda.
Serrr… Bunda tidak serta merta memberi keputusan, beliau lebih dulu bertanya padaku. Jangankan menjawab, hatiku malah berdarah-darah mengingat kedurhakaanku melangkahi otoritasnya sebagai orangtua.

Wednesday, November 9, 2011

Kehilangan Qudwah


Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Alhamdulillah..Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aliy Muhammad
………………………………………………
Saya bingung harus mulai dari mana ketika membicarakan tentang ini. Setelah lebih kurang 3 tahun berkecimpung dalam dakwah kampus, baru kali ini merasakan ini…merasakan tidak ada satu orangpun yang mampu dijadikan Qudwah. Sebagai angkatan yang paling tua, saya sadar bahwa seharusnya saya lah yang berusaha untuk mengkondisikan diri dengan baik hingga dapat dijadikan contoh bagi yang lainnya. Hanya saja, sampai saat ini saya merasa belum cukup pantas untuk dijadikan contoh bagi yang lainnya. Untuk itu, tulisan ini bermaksud untuk mengingatkan teman-teman seperjuangan begitu pula diri saya.

Kondisi saat ini (bagi saya) benar-benar memperihatinkan. Kader dakwah saat ini telah terbawa oleh arus besar kemajuan teknologi yang mempermudah komunikasi. Seharusnya perkembangan teknologi dan alat komunikasi dapat membuat kemajuan yang significant terhadap gerakan dakwh karena bisa mempermudah komunikasi, tapi akhirnya…masalah komunikasi justru menjadi problem klasik yang terus terjadi, berulang dan berulang dari tahun ke tahun..lalu, apa manfaat dari kemajuan teknologi dan alat komunikasi terhadap kerja-kerja dakwah hingga saat ini ??

Kader dakwah saat ini tidak mampu membatasi dirinya terhadap aktivitas-aktivitas mubadzir yang menghabiskan waktunya sia-sia. Komunikasi berlebihan lewat FB yang tidak bermuatan, interaksi bebas yang dapat mengurangi keberkahan (mungkin) terus saja dilakukan. Dalihnya sangat bagus, “refreshing” sejenak…ya..boleh lah refreshing sejenak..tapi kenapa aktivitas dakwahnya setelah itu sama sekali tidak ada peningkatan ??? di FB, komunikasi terlihat lancar, berinteraksi dengan sangat cair, begitu bebas..tapi, ketika di sms untuk membahas agenda dakwah, tidak dibalas..sms syura yang meminta konfirmasi “bisa atau tidak” saja tidak dibalas..dimana efek “refreshing” yang seharusnya menyegarkan aktivitas kita ?? atau memang “refreshing” di FB atau apapun telah menjadi aktivitas utama kita saat ini ?? setiap orang pasti akan berupaya untuk senantias husnudzan terhadap saudaranya,,sayangnya saudaranya itu sendiri yang menutup pintu-pintu yang dapat memberikan alasan kuat untuk senantiasa berhusnudzan dan membuka dengan lebar celah-celah dzan di dalam hati yang dapat menimbulkan suudzan.

Kita semua sangat paham, bahwa kita memiliki bagian kehidupan lain selain dakwah yang perlu diperhatikan. Oleh sebab itu terkadang sesi tanya-tanya kabar sering diselipkan ke dalam syura untuk mengetahui keadaan saudara kita, apakah sedang ada masalah..atau sangat memerlukan bantuan..atau sedang senang dan ingin dibagikan kepada teman yang lain..hal itu dilakukan untuk memfasilitasi kita semua agar tidak merasa dikuras tenaganya untuk aktivitas dakwah. Kita semua juga sangat paham, bahwa terkadang masalah-masalah kita sangat tidak pantas untuk disampaikan di forum, karena merupakan hal yang pribadi..melihat kondisi itu, dicoba untuk menggunakan sms untuk memfasilitasi..agar kondisi kita hanya diketahui oleh orang yang benar-benar kita percayai dan bantuan pun dapat kita terima…tapi…ternyata sekarang hal ini tidak begitu efektif. Para aktivis lebih tertarik menyampaikan masalahnya ke FB untuk dinikmati hal layak ramai, hingga terkadang saya melihat ada beberapa hal yang sangat personal yang tidak perlu disampaikan ke halayak ramai justru disampaikan..sebenarnya apa yang kita inginkan ?? comment dan like ?? ketika ditanya di forum tidak di jawab, di sms tidak dibalas (dengan alasan menjaga komunikasi) tapi di FB..semua dikeluarkan, bahkan tak jarang sesuatu yang tergolong aib pun disampaikan…comment dan like pun berdatangan, komunikasi bebas tak beralasan pun terjadi..lalu, ada dimana komitmen menjaga komunikasi ??
Kenapa kita berusaha menghindari sms “berbau” dakwah dan mengutamakan comment2 bebas tak bermuatan (bahkan cenderung negative dampaknya) ??

Dulu..aktivis dakwah adalah orang-orang yang terlihat sangat kokoh..teguh pendiriannya terhadap syari’at..mereka terlihat demikian karena mereka mampu menahan diri dari mengumbar aib mereka..karena mereka mampu berusah untuk menjaga interaksi baik lewat sms apalagi di dunia maya yang diketahui oleh orang banyak..semua itu mereka lakukan karena mereka sadar bahwa mereka telah terlabeli sebagai kader dakwah..mereka harus kokoh..mereka harus berkomitmen terhadap syari’ah..kapanpun, dimanapun…
Mereka tidak pernah takut dikatakan kolot..mereka tidak pernah bergoyang dari pendiriannya hingga mereka dikenal dengan orang-orang yang ideologis..mereka tetap berupaya untuk memperbaiki diri agar menjadi mukmin yang shalih/shalihah tanpa membatasi diri mereka terhadap interaksi sosial hingga mereka tidak cenderung dikucilkan..bahkan dengan paduan kedua itu, mereka benar-benar mampu menjadi tokoh dan panutan dimasanya tidak hanya bagi kader dakwah..tapi bagi seluruh mahasiswa..begitulah contoh kecil dari rahmatan lil ‘alamin…

Lalu…masihkah kita tetap ingin menjadi seperti ini ?? tertelan dengan kemajuan teknologi dan komunikasi, termakan oleh berbagai kosa kata baru…lebay..alay..ababil..ga gaul..ga keren..ikut-ikutan mencap perbuatan-perbuatan buruk dengan kata “gokil”..terjerumus menggunakan kata-kata “ga gaul” terhadap saudaranya yang menyediakan sedikit waktunya untuk berdiam di masjid menghafalkan al Qur’an…lalu..siapa yang akan dicontoh akhirnya ??? yang baik sekarang terlihat buruk..yang buruk terlihat baik…begitulah brand yang terbangun saat ini…sadarkah kalian ? kalian sedang dilihat dan diperhatikan..apapun yang kalian lakukan sering kali dijadikan pembenaran bagi yang lain untuk ikut melakukannya..so..berikanlah contoh yang baik J
haah..rindu Rasulullah.. T,T

Wallahu a’lam

Tuesday, November 1, 2011

Mulai suka membaca


 Bismillaahirrahmaanirrahiim….

Membaca bukan merupakan hal yang mudah bagi saya. Saya sangat suka membaca, tetapi bukan bacaan-bacaan yang berat melainkan bacaan yang ringan seperti komik. Banyak sekali tumpukan komik di kamar yang saya koleksi sejak tahun pertama kuliah. Hingga suatu saat, sebuah pertanyaan menohok menimpaku. Seorang ustadz berkata dalam sebuah forum kajian yang saya hadiri, “kalian sebagai seorang muslim, sudah sejauh mana menjadikan Rasulullah sebagai idola ? setiap kali ditanya, siapa idola kalian ? kalian akan menjawab, Rasulullah. Tapi, apakah kalian sudah membaca kisahnya ? bahkan buku sirah pun tidak ada dalam rak buku di kamar kalian, saya yakin itu !”.

Sejak saat itu pikiranku mulai berubah, mulai coba ku lirik buku-buku sirah di toko buku, tapi sayang sekali, bukunya tergolong buku yang harganya cukup mahal. Akhirnya, niat untuk membeli buku sirah ku tunda dulu sejenak, menunggu hingga memiliki cukup banya uang untuk membeli sebuah buku sirah. Waktu terus berlalu hingga cukup lama sejak kajian tersebut, hingga saya lupa akan niat untuk membeli sebuah buku sirah.
…………………………………………………………………………
Saat itu saya sudah benar-benar hampir melupakan niat untuk membeli buku sirah, hingga ketika saya diberikan tugas untuk membaca oleh seorang kakak kelas di fakultas. Ketika itu beliau meminta kepada saya untuk membaca 3 buah buku, salah satu diantaranya adalah sirah nabawiyah. Dengan sedikit uang yang ku miliki, ku putuskan untuk membeli sebuah buku, bukan buku sirah dengan alasan harganya yang mahal.

Ku coba untuk membaca buku yang sudah ditugaskan untuk dibaca itu, yang ku dapatkan adalah hal-hal yang luar biasa, banyak sekali kisah-kisah heroic nan apik yang diceritakan di dalam buku tersebut. Buku itu banyak sekali mengutip kisah-kisah para sahabat, kisah perjalanan hidup Rasulullah dan detik-detik heroic saat peperangan di zaman Rasulullah. Buku itu benar-benar menggoda hati ini untuk membaca kisahnya langsung dari sumbernya, sirah nabawiyah.
Akhirnya dengan duit seadanya, ku putuskan untuk membeli sebuah buku sirah. Betapa senangnya hati ini saat membelinya, tak sabar ingin cepat pulang dan sampai di kos untuk membaca buku tersebut. Setiba di kos, ku coba untuk mulai membaca buku sirah yang baru saja ku beli.

Dengan penuh semangat ku buka lembaran demi lembaran dari buku sirah itu. Ku baca dengan penuh gairah satu persatu kata yang ada. Tapi, beberapa lembar kemudian, semangatku menurun, aku mulai mengantuk, dan harus ku akui bahwa buku ini sangat membosankan. Bagaimana tidak ? saya harus berhadapan dengan berbagai silsilah keluarga bangsa arab dengan nama-nama khas arab yang mirip-mirip, itu benar-benar membosankan. Lalu aku berpikir, dimana kisah-kisah menariknya ???

Ditengah kebosanan saat membacanya, aku teringat kembali perkataan seorang ustadz yang berkata tentang pentingnya membaca dan mengetahui sirah Rasulullah, akhirnya aku berupaya untuk bisa istiqamah dalam membacanya. Dengan kondisi sebosan apapun, ku coba untuk tetap mengamati cerita dalam buku itu, halaman demi halaman. Hingga akhirnya bab tentang silsilah keluarga arab pun berhasil ku lewati.

Memasuki bab berikutnya kisahnya semakin menarik. Rasulullah dan shahabatnya benar-benar pahlawan dunia. Kisahnya apik dan sangat menggugah. Tidak sia-sia aku berupaya untuk istiqamah saat membaca bab-bab awal. Buku yang tadinya ku rasa cukup membosankan ini kemudian menjadi buku yang terus selalu ingin ku baca. Setiap kali ku hentikan membacanya untuk melakukan aktifitas yang lain, rasa untuk membuka lembaran-lembarannya kembali untuk melihat kelanjutan kisahnya semakin kuat. Buku yang addictive.

buku itulah yang membuat saya menjadi seorang yang suka membaca, buku apik yang mengisahkan kehidupan seorang manusia yang paling sempurna akhlaknya, buku yang sangat patut dibaca oleh setiap muslim, sirah nabawiyah

Monday, October 31, 2011

Luruskan Niat...


Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Hah…hujan rintik-rintik diluar sana, tak ada apapun yang bisa kulakukan. Ingin nonton TV, tapi saying waktuku jika hanya untuk menonton TV..Ingin tidur, tapi waktunya masih awal, jam 12 pun belum sampai…
Tiba-tiba terbesit didalam pikiranku, “untuk apa aku memilih profesi ini ?” Perawat…kenapa ? hmm…suasana hujan semakin menambah melankolis…
Melihat jauh kedepan, sepertinya masa yang akan datang tidak akan begitu mudah. Kenikmatan seperti saat kuliah mungkin akan semakin sulit dirasakan, kesibukannya mungkin akan semakin padat…bagaimana jadinya jika saya masih belum juga menghafal Qur’an ini saat masih kuliah ? apakah nanti saya masih memiliki waktu luang ?

Libur ?? sepertinya sebuah kata yang perlu dihapuskan dari kosakata kehidupan dimasa depan saat bekerja, kecuali jika memang ingin mengambil jatah cuti..bagaimana dengan keluargaku ? bagaimana dengan saudaraku ? bagaimana dengan dakwahku ? apakah masih ada waktu ??
Menelusuri berbagai kisah para tetuah yang sudah cukup berpengalaman dalam hal ini, melihat semuanya dari segala perspektif..ternyata itu semua tidak mudah..terlebih dengan adanya orang-orang yang mundur perlahan atau mengurangi aktivitas dakwahnya hanya karena kesibukan…saya tidak ingin seperti itu..
Hmm…kenapa bisa memilih profesi ini ??

Mencoba menilik kembali, melihat dengan teliti kisah-kisah mereka..dan ku dapati orang-orang hebat di sana…kenapa mereka bisa sebegitu kokohnya ??? terus bersabar..bergerak, meskipun kadang mereka benar-benar tidak memperdulikan diri mereka..hebat..semoga mereka bisa benar-benar istiqamah hingga berjumpa denganNya..

Jalan dakwah memang tidak mudah..jika mencari kesenangan dunia, maka bukan ini tempatnya..karena kami tidak memperhatikan itu,.ingin mencari popularitas ?? maka buanglah niat itu, karena disini kita bekerja dengan team..semua kesuksesan adalah kerja keras team..disini hanya aka nada cobaan dan ujian yang mendewasakan..

Memutuskan menjadi seorang muslim yang berprofesi sebagai perawat adalah keputusan yang luar biasa..tidak semua mampu melakukannya..mereka yang mampu melakukannya hanya orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi..peduli terhadap orang lain..tidak suka menyombongkan diri..sangat pandai berkomunikasi..pandai menutupi masalah pribadinya dihadapan orang lain…mengorbankan hidupnya untuk mengabdi pada masyarakat..
Jika tidak memiliki itu semua..maka hampir bisa dipastikan orang-orang tersebut akan terhepas..so, teruslah berjuang..luruskan niat semua pengorbanan yang kita lakukan hanya untuk Allah..Semoga Akhirat dapat meresap dihati, dan dunia dapat dipegang dalam genggaman tangan..

Ibsin FK UGM, 31 okt 23.43

Al Qur'an dan Embriologi

Bismillaahirrahmaanirrahiim…
“kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh  (Rahim).  Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maha suci Allah, pencipta yang paling baik.”(QS. Al Mu’minuun 13-14)
Ayat di atas merupakan sebagian bukti yang menunjukkan akan kebenaran Al Qur’an. Sebuah kitab suci yang senantiasa dijaga keasliannya oleh Allah ta’ala.
Sebuah hal yang sangat disayangkan, akhir-akhir ini kita menemukan orang-orang yang tidak lagi berpegangan pada Al Qur’an dan Sunnah bahkan tidak sedikit diantaranya yang mengajak orang lain untuk menjauhi Al Qur’an yang menurut pandangan mereka sudah ketinggalan zaman. Mungkin..inilah penyebab utama kemunduran umat Islam saat ini.
Umat islam pernah memberikan masa yang terang bagi dunia ini, banyak sekali penemuan-penemuan baru yang memperkaya keilmuan di dunia dan tidak sedikit diantaranya menjadi landasan untuk keilmuan modern yang kita nikmati saat ini. Sebut saja ibnu sina, salah satu ilmuan islam yang sangat dikenal didunia ini. Taukah kalian bahwa dialah “bapak pengobatan modern” ? salah satu buku karangannya telah menjadi rujukan dunia kedokteran selama berabad-abad, itulah buku Qanun fi Thib, hingga saat ini buku Qanun fi Thib masih menjadi buku rujukan dunia kedokteran terlama sepanjang masa.
Taukah kalian ? dibalik semua itu, dia adalah seorang yang hafidz Qur’an. Ada yang mengatakan dia menghafal Qur’an di usia 7 tahun, ada juga yang mengatakan dia menghafal Qur’an di usia 11 tahun. Hikma yang dapat kita ambil adalah beliau mempelajari Al Qur’an terlebih dahulu sebelum mempelajari yang lain. Beliau menggali berbagai macam ilmu di dalam Al Qur’an kemudian membuktikan kebenarannya dengan berbagai macam penemuan yang dilakukannya.
Lalu..kenapa kita menghindari Al Qur’an ?? seolah-olah kita tidak pernah ada waktu untuk sedikit membaca Al Qur’an. Mungkin itulah yang menyebabkan orang-orang berilmu di masa sekarang ini kebanyakan tidak memiliki moral yang baik. So..mari pelajari Al Qur’an, semoga dengannya Allah menjadikan kita salah satu ilmuan besar di zaman modern ini.. J

Seorang professor ketika ditanyakan tentang ayat di atas berkata :
"Sungguh menyenangkan sekali bagiku untuk membantu menjelaskan peryataan mengenai perkembangan manusia dalam Al Qur'an. Sangat jelas bagiku bahwa peryataan-peryataan ini pasti datang kepada Muhammad dari Allah, karena hampir seluruh pengetahuan ini belum diketemukan hingga beberapa aad kemudian. Hal ini membuktukan kepadaku bahwa Muhammad pasti adalah seseorang utusan Allah."
Dialah Professor Keith L. Moore

Thursday, September 15, 2011

Fenomena Ganjil Genap

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

                Belakangan ini dikalangan aktivis (terutama di fakultas saya) sering muncul diskusi tentang fenomena ‘ganjil-genap’. Apa itu fenomena ‘ganjil-genap’ ? check this out ! J

                Tepat pada tanggal 8-10 september 2011 dilaksanakan PPSMB (ospek) di Universitas Gadjah Mada, termasuk FK UGM tentunya. Alhamdulillah, saya masih diberikan kesempatan untuk terlibat dalam PPSMB sebagai panitia. Pada PPSMB 2011 ini saya kembali lagi memilih menjadi pemandu PPSMB, ini adalah yang ketiga kalinya berturut-turut saya berpartisipasi dalam PPSMB sebagai pemandu.

                Banyak sekali rasa yang tersirat di dalam hati, ada rasa sedih, karena dengan datangnya 2011 maka 2007 telah lulus dari kampus, so…tinggallah kami (2008) sebagai angkatan tertua di kampus, hati ini sering bertanya-tanya kemudian “lalu..siapa lagi yang akan kupandang sebagai panutan setelah tidak ada lagi kakak angkatan di kampus ? bagaimana harus bertindak sebagai panutan yang baik untuk adik-adik ?”..meskipun demikian, senangpun tetap menghampiri, menemani rasa sedih di hati. Senang, melihat adik-adik 2011 yang penuh semangat. Banyak sekali rasa, sulit untuk dilukiskan dengan baik, tapi rasa itu indah di hati seperti pelangi yang warnanya bercampur menimbulkan keindahan dilangit, enghasilkan keteduhan hati saat memandang.

                Banyak sekali pertanyaan yang timbul dalam hati, termasuk diantaranya terbesit, “waah..ini angkatan ganjil ya..akankah sama seperti tahun-tahun sebelumnya ?”. Mungkin diantara orang-orang yang membaca bertanya-tanya, ada apa sebenarnya dengan angkatan ganjil ?

                Entah sejak kapan mitos ini dimulai, yang jelas, beberapa fakta membuktikan bahwa angkatan genap adalah lebih baik dibanding angkatan ganjil, bahwa angkatan ganjil adalah anak-anak yang cukup sulit diberikan masukan dan usulan. Awalnya saya tidak percaya akan hal ini, tapi beberapa kisah dan fakta yang saya lihat membuktikan itu semua, lalu muncul pertanyaan di benak saya, “kenapa bisa jadi kayak gini ?”. saat saya baru saja menjabat sebagai ketua lembaga, saya bertanya kepada pengurus sebelumnya (2007) sebagai pertimbangan untuk mengembangkan lembaga pada tahun kepengurusan saya, lalu apa jawab beliau ? beliau menjawab, “dek, jangan lihat kepengurusan kami dek, lihat saja kepengurusan 2006, ada banyak hal baik yang bisa diambil pelajaran”. Setelah kepengurusan saya berjalan, seorang kakak 2007 bertanya tentang kondisi anak-anak 2008, setelah mendapatkan jawaban dari saya beliau berkata, “enak ya 2008, ukhuwahnya di wujudkan lewat tindakan (rihlah, makan2, ngasih hadiah, dll), kompak...solid…g kyk 2007, masa ada anak 2007 yang blg ‘ukhuwah kita dihati saja sudah cukup’..”. ditambah lagi dengan track record angkatan genap yang cenderung baik, 2002 saya sebut sebagai awal kemapanan KaLAM sejak pertama kali terbentuk, dimotori oleh mas Aldi KaLAM akhirnya memiliki konsep kaderisasi yang mapan dan beralur, saat itu diberi nama Daurah Marhalah (DM) sekarang berganti nama menjadi LK. Dahulu konsep ini sangat ditentang oleh pengurus, karena akhirnya akan menipiskan peluang orang-orang untuk berkecimpung dalam KaLAM karena prosesnya yang panjang. Saya sangat ingat beliau berkata, “waktu itu saya katakan kepada forum : lebih baik saya memiliki 3 orang yang komitmen menggerakkan KaLAM dari pada banyak orang tapi tidak memiliki komitmen terhadap KaLAM.” Ya…itu memang benar, dengan konsep seperti itu maka akan terlihat siapakah yang komitmen, dan orang-orang yang berhasil lolos dari setiap DM akan memiliki kebanggaan tersendiri berhasil menjadi anak KaLAM dengan proses yang panjang. Entah bagaimana caranya, konsep kaderisasi berjenjang ini akhirnya dapat ditemui di seluruh SKI di UGM. Tapi perlu dipahami, konsep yang disampaikan oleh beliau tidak selonggar konsep saat ini yang penuh dengan toleransi.

2004 (kata fakultas lain) merupakan masa-masa kejayaan KaLAM, semua fakultas kenal dengan KaLAM bahkan ditingkat Nasional KaLAM menjadi LDFK terbaik se Indonesia. 2006 berhasil muncul dengan inovasi-inovasinya dan lebih terbuka terhadap masyarakat FK. 2008 (konon katanya) yang paling solid.

Tidak hanya di KaLAM, keluhan yang sama pun terjadi dalam lembaga-lembaga lain di FK. Meskipun demikian, saya tetap meyakini bahwa ini adalah mitos bodoh yang insya Allah dapat kita perbaiki. Ada beberapa fakta menarik yang perlu kita pahami dari angkatan ganjil, yang bagi saya itu adalah kelebihan yang mereka miliki. Mas Dana (2001) menjual TV-nya untuk dibelikan hijab agar syura-syuranya dapat dipisahkan tempat ikhwan-akhwat. 2003, Mas Eka dkk mengadvokasi agar KaLAM memiliki secretariat, walhasil, mereka berhasil mendapatkan sekretariat di masjid ibnu sina lantai 2. 2005, pelaksanaan antibiotic 2 FULDFK. Meskipun acara ini dipersiapkan sejak kepengurusan mas Fajrin (2004), tapi kesuksesannya tidak lepas dari kinerja mas Ipung dkk. Begitulah fakta-fakta menarik angkatan ganjil yang dilupakan orang-orang hingga menyepelekannya.

Mungkin memang terdapat kekurangan mendasar yang perlu diperbaiki. Kalau boleh saya berpendapat, mungkin kekurangan itu adalah ukhuwah (seperti yang dikatakan di atas). Hal ini dikuatkan dengan pendapat kakak kelas 2005 yang mengatakan bahwa angkatan genap itu memang lebih solid. Tidak ada yang memungkiri setiap pribadi-pribadi dari angkatan ganjil, mereka adalah orang-orang hebat. Hanya saja kehebatan mereka hanya pada diri masing-masing, mereka tidak memadukannya dalam sebuah ukhuwah yg solid. Mungkin karena mementingkan diri sendiri. Beberapa orang terkesan meninggalkan amanah untuk urusan pribadinya, dengan masalah pribadinya yang sebenarnya masalah itu juga dialami oleh teman-teman seamanahnya (akademik contohnya) hingga banyak diantara temannya yang terkorbankan. Mungkin mereka tidak bermaksud seperti itu, hanya saja mereka terlalu diam, tidak mengkomunikasikannya dengan teman lainnya.

Dahulu, saya pernah berupaya untuk memutuskan mitos ini di tahun 2009. Tapi banyak sekali nada sumbang yang pesimis bahwa hal ini akan berhasil, akhirnya saya pun tidak berupaya semaksimal mungkin dan membiarkan semua berjalan begitu saja. Tapi…untuk 2011, saya tidak akan bersiam diri lagi. Ini harus diputuskan sampai disini. Mereka (2011) memiliki potensi yang rindu untuk dikembangkan, mitos ganjil-genap jangan sampai menjadi penghalang kita untuk membantu mereka mengembangkan diri. Jangan under estimate karena boleh jadi, mereka (sebenarnya) lebih baik dari kita. Satu hal yang sangat saya suka dari anak-anak angkatan ganjil yaitu mereka adalah orang-orang yang calm dan bijak hingga pantas untuk dijadikan panutan.

Mungkin angkatan saya memang cukup jauh untuk bisa menjangkau mereka, tapi..saya memiliki adik2 2010 yang juga memiliki pemikiran yang sama untuk mmemutuskan mitos ini. Semangat ! semoga bermanfaat untuk FK kedepan J

Allahu a’lam

Sunday, August 21, 2011

Shalat di masjid dekat kuburan

Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa tercurahkan kepada Junjungan kita Nabi Agung Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam.
ini tentang shalat di dekat kuburan. Saya mencoba merangkum beberapa pendapat ulama tentang ini, tafadhal silahkan antum sekalian memilih pendapat yang menurut antum mendekati kebenaran. Sebagaimana sabda Rasulullah berkenaan dengan para mujtahid bahwasanya jika pendapat mereka benar, maka baginya 2 pahala. Jika salah, maka baginya 1 pahala. Demikianlah Rasulullah telah menerangkan, maka silahkan antum memilih diantara beberapa pendapat dan janganlah saling menyalahkan karena setiap Ulama memiliki landasan ijtihad yang baik.

…………………………………..

Hadits 1.
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“Allah melaknat kaum yahudi dan nashrani karena mereka menjadikan kuburan-kuburan para Nabi mereka sebagai tempat-tempat ibadah” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad)

Hadits 2.
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan-kuburan para Nabi mereka dan orang-orang shalih mereka sebagai tempat ibadah. Ketahuilah, maka janganlah kamu menjadikan sebagai masjid, sesungguhnya aku melarang kamu dari hal itu” (HR. Muslim)

Hadits 3.
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“Bumi ini seluruhnya adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Darimy)

Hadits 4.
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“janganlah kalian shalat menghadap ke kuburan atau di atas kuburan” (HR. Muslim dan Abu Daud)

……………………………………………

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ketika ditanya perihal ini beliau menjawab :
“Jika di dalam masjid tersebut terdapat kuburan, maka tidak sah shalat di dalamnya. Baik kuburan tersebut di belakang orang-orang shalat maupun di depan mereka, baik di sebelah kanan maupun kiri mereka. Hal ini berdasarkan hadits 1 dan hadits 2
Beliau mengatakan “jika di dalam masjid tersebut terdapat kuburan…baik di belakang atau depan, kanan atau kiri” maka tidak sah shalat di dalam masjid tersebut -penj.

Mengenai hal ini masih terdapat perbedaan pendapat di Kalangan para ulama. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata “para Fuqaha telah berbeda pendapat mengenai shalat di area pekuburan, hukumnya haram atau makruh ? jika dikatakan haram maka apakah shalatnya tetap sah (meskipun pelakunya berdosa) atau tidak ? yang masyhur diantara kami bahwa hukumnya haram dan shalatnya tidak sah”
Para Ulama mengatakan haram dan shalatnya batal berdasarkan 3 hal, yaitu (1) hadits 1, (2) hadits 3, dan (3) shalat di area pekuburan dimungkinkan sebagai washilah yang menyeret kepada penyembahan kuburan atau menyerupai penyembah kubur.

Demikian pula hukumnya jika suatu masjid dibangun di atas suatu kuburan, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Demikian pula hukumnya jika suatu masjid dibangun di atas suatu kuburan karena masjid itu masuk dalam kategori area pekuburan, mengingat bahwa ketika kuburannya dalam masjid berarti masjid itu telah menjadi tempat pekuburan. Adapun jika suatu mayat dikuburkan dalam masjid (masjid telah dibangun lebih dulu) maka wajib hukumnya untuk membongkar kuburan tersebut dan dipindahkan ke pekuburan kaum muslimin dan tidak boleh dibiarkan tetap di dalam masjid. Namun shalat di dalam masjid tersebut tetap sah selama kuburannya bukan di depan orang yang shalat, karena jika demikian –kuburannya di depan orang shalat- maka shalatnya batal”. Ketegasan larangan shalat menghadap ke kuburan ini berdasarkan dalil hadits 4.
………………………………………………………
Bagaimana jika kuburannya berada diluar masjid, dan terdapat pemisah (dinding) ?

Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman Hafizhahullah berpendapat, “pendapat yang benar ialah (tetap) terlarang melakukan shalat di masjid yang terletak diantara kubur sampai batas tambahan di luar batas / dinding masjid yang dapat memisahkannya (masjid –penj) dengan (daerah) kubur, dan sesungguhnya dinding masjid belum dianggap cukup sebagai pembatas antara orang yang shalat dengan kubur tersebut”. Pendapat ini sama dengan pendapat Imam Ahmad yang berpendapat tidak boleh shalat di masjid yang di depannya ada kuburan hingga terdapat dinding lain selain dinding masjid sebagai pemisah.

Sementara itu, sebagian ulama mengatakan dinding itu adalah pemisah, sehingga apabila ada masjid yang di luarnya (di luar dinding masjid) terdapat kuburan (termasuk di depannya) maka shalat di dalamnya tetap sah. Hal ini sebagaimana pendapat Syaikh Kami Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i yang mengatakan bahwa shalat di masjid yang di depannya terdapat pekuburan yang berada di luar dinding masjid adalah sah, sebab larangan shalat itu tertuju pada masjid yang di dalamnya terdapat kubur, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits 2, hadits 3, dan hadits 4. Beliau berkata, “Larangan ini berlaku jika shalat itu dilakukan menghadap kubur tanpa ada penghalang atau dinding. Adapun apabila terdapat dinding atau penghalang sehingga kubur itu terletak di luar masjid maka shalat itu insya Allah tetap sah”. Syaikh Ibnu 'Utsaimin dan Syaikh Kami Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i berpendapat sah shalat di masjid yang seperti itu.

Wallahu a’lam bishshawab.

Thursday, July 28, 2011

Dakwah Kampus (1)

Tidak ada lagi pihak yan meragukan bahwa betapa pentingnya dakwah kampus. Disinilah tempat berkumpulnya generasai penerus bangsa. Akan baik atau tidak bangsa kita pada masa yang akan datang ? semuanya dapat diprediksi dengan melihat wajah-wajah generasainya, sifat-sifatnya, serta karakter generasinya. Demikian pula pentingnya kampus ini untuk mengembalikan kejayaan Islam sehingga kampus tidak pernah lepas dari garapan dakwah.

Kampus memang bukan tempat terakhir, bukan pula hasil akhir. Kita berharap dakwah kampus dapat menghasilkan generasi yang peduli dengan islam, memiliki pemahaman Islam yang Syamil dan berusaha memperjuangkannya. Dimana akan memperjuangkannya ? nanti..saat kita semua telah memasuki dunia pekerjaan, ketika kita telah memasuki ranah publik. Lalu untuk apa berjuang dikampus ? ya…kita berjuan untuk membangung generasi, mematangkan pemikiran, memberikan pelajaran yang berarti hingga siap bertualang menyebarkan islam dan menjadikan Islam sebagai petunjuk dalam setiap sendi kehidupan.

So…dakwah kita bukan berakhir ketika kita lulus kuliah, melainkan perjuangan yang sebenarnya baru akan dimulai. Saya mengingatkan, don’t be futur…karena ini belum ada apa-apanya.

Dakwah kampus ini begitu sangat penting posisinya dalam membangun generasi, tapi mahasiswa sendiri tidak menyadarinya. Segala aktifitasnya dikerjakan seadanya, sesuai keinginannya bukan kemampuannya. Punggawanya tidak berani mengambil resiko, sehingga dakwah terkesan moton, tak ada variasi. Tidak berani mengambil langkah-langkah baru, sulit memunculkan ide baru, semua dijalankan hanya berdasarkan “Tahun lalu juga kayak gini kok”. Jika terus begini, tidak akan berkembang dakwah ini. Jika terus begini maka saya akan berkata “hebatlah para pendahulu yang mempunyai inisiatif dan kreatifitas dalam membangun konsep bangunan dakwah kampus”. Tak masalah memang jika ingin melaksanakan program lama tapi jangan lupa dianalisis terlebih dulu apakah masih layak dengan kondisi sekarang atau tidak, atau mungkin bisa ditambahkan dengan sedikit variasi agar tidak membosankan.

Dakwah kampus saat ini mulai kehilangan ruhnya. Segolongan orang yang mulai mengkotak-kotakan lini dakwah kampus, menghilangkan integralitas yang harusnya dipegang kuat dalam menjalankan roda dakwah kampus. Mereka mulai meninggalkan simat keshalihan dengan anggapan agar mudah bergaul. Jarang muncul di masjid dengan alasan mad’u dakwah kita ada diluar sana. Mereka tidak menyadari secara perlahan mereka mulai menjauh dari muwashafat seorang kader dakwah, mereka mulai jarang muraja’ah hafalan apalagi menambah hafalan. Mereka mulai jarang menghadiri kajian apalagi membaca buku-buku agama. Mereka telah seperti teko yang kosong, ingin menuangkan air (ilmu agama) ke setiap gelas (mad’u) tapi sayang air (ilmu agama) nya tidak ada. Aneh ! aneh sekali ! lalu apa sebenarnya yang ingin disampaikan ?!!!

Dakwah kampus saat ini mulai memasuki fase kejenuhan yang nyata. Masalah yang dihadapi itu-itu saja, aktivisnya lemot-an, tidak cepat menanggapi isu  dan momentum besar. Aktivisnya hilang timbul, seperti botol yang mengarungi lautan, kalau syura jarang datang tapi kalau rihlah muncul terus, kalau ada kajian nggak pernag datang kalau nonton bareng datang. Ada juga yang “sok-sok an” kalau nonton bareng atau rihlah untuk mempererat ukhuwah nggak mau datang, alasannya “ane punya cara sendiri untuk meningkatkan ruhiyah ane, rihlah itu buang-buang waktu”. hah…jangan egois akhiy…ukhty…teman seperjuangan kita memiliki banyak karakter, ada yang kuat ada yang perlu dikuatkan, ada yang cepat ada yang perlu dipercepat langkahnya. Kita harus saling memahami akhiy…ukhtiy…bagi yang Cuma suka acara senang2, sadarilah ! bahwa teman antum bersusah-susah dengan amanahnya disaat yang sama antum tertawa riang, andai saja antum turut membantunya berpikir dan ikut sedikit bersusah-susah dengan dia maka ukhuwah akan semakin erat. Bagi yang merasa sudah kuat, jangan “sok-sok an” akhiy..ukhty..sadarilah ! bahwa dakwah ini memang berat, terkadang kita memang butuh sedikit hiburan –berhibur tiada salahnya, asal tidak berlebihan, andai saja antum ikut dalam rihlah dan semacamnya yang mempererat ukhuwah, antum dapat berbagi dengan yang lain tentang masalah antum dan antum dapat menguatkan teman-teman yang masih perlu dikuatkan. Dan ukhuwah ini akan menjadi lebih indah, indahnya saling memahami.

Entah sampai kapan kita akan seperti ini. Kita masih saja berkutat dengan masalah kita sendiri, ada yang lepas karena beratnya amanah, ada yang lepas karena merasa muatan dakwahnya kurang, ada juga yang kena VMJ. Hmm…saya juga tidak tau akan sampai kapan, mungkin kita memang belum lulus ujian ini sehingga Allah terus menguji kita kembali dengan hal yang sama.

Segeralah bangkit !!! agar kita bisa berseru dengan mantap kearah mad’u, karena tubuh kita telah kokoh dan kuat menunjukkan ukhuwah islamiyah. ini juga menjadi evaluasi bagi saya yang masih berkecimpung di dunia 
dakwah kampus. semoga bisa diambil hikmahnya.

Allahu A'lam

Tuesday, June 21, 2011

Akhwat Genit ?? apaan tuh ?


Akhwat adalah sebutan akrab untuk para wanita muslim. Akhwat secara bahasa Arab artinya saudara perempuan. Namun sudah maklum (diketahui) bahwa saudara yang dimaksud di sini adalah saudara seiman, sama-sama muslim. Hal ini bukan tak berdasar, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain,” (HR. Muslim, no. 2564).
Namun memang sebagian orang menggunakan istilah akhwat untuk makna yang lebih sempit. Ada yang menggunakan istilah akhwat khusus untuk para muslimah yang aktifis dakwah, berarti yang bukan aktifis dakwah bukan akhwat.
Ada juga yang menggunakan istilah akhwat khusus untuk para muslimah yang berjilbab lebar, berarti yang berjilbab pendek bukan akhwat.

Ada yang lebih parah lagi, istilah akhwat hanya diperuntukkan bagi muslimah yang satu aliran atau gerakan, yang beda aliran dan gerakan bukan akhwat. Tentu kita lebih setuju makna yang umum, bahwa setiap muslimah yang mentauhidkan Allah, adalah akhwat. Namun yang lebih dikenal banyak orang, akhwat adalah para muslimah aktifis dakwah yang biasanya berjilbab lebar. Dan makna ini yang kita pakai di dalam tulisan saya ini.

Demi Allah, sungguh anggunnya para muslimah dengan hijab syar’inya (pakaian muslimah yang sesuai ajaran Islam), melambai diterpa angin, memancarkan cahaya indah dari sebuah keimanan yang mantap. Ya, keistiqomahan seorang muslimah untuk menjaga auratnya dengan jilbab yang syar’i adalah cermin keimanannya, setidaknya dalam hal berpakaian.
Sungguh beruntung mereka yang telah menyadari bahwa Allah telah memerintahkan para muslimah untuk berhijab syar’i, dan sungguh Allah tidak akan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya kecuali itu adalah sebuah kebaikan.
Sungguh beruntung mereka yang telah menyadari bahwa Allah telah memerintahkan para muslimah untuk berhijab syar’i, . . .
Namun sayang sungguh sayang, sebagian akhwat yang berhijab syar’i belum menyadari esensi dari hijab yang dipakainya, yaitu untuk menjaga dirinya dari fitnah syahwat. Sebagian dari mereka hanya menganggap hijab syar’i hanya sekedar tuntutan berpakaian dari syari’at, atau ada pula yang hanya menganggapnya sebagai tuntutan mode supaya terlihat anggun, terlihat cantik, keibuan, dll. Wal’iyyadzubillah!.
Akhirnya ditemukanlah tipe muslimah yang disebut akhwat genit, yaitu mereka (muslimah) yang sudah berhijab syar’i, jilbab lebar, namun tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya. Mereka tidak menjaga diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah (kerusakan;bencana) yang ditimbulkan dari pergaulan laki-laki dan wanita yang melanggar batas-batas syari’at. Padahal seharusnya merekalah (para akhwat) yang mendakwahkan bagaimana cara bergaul yang syar’i.
Akhwat genit, yaitu mereka (muslimah) yang sudah berhijab syar’i, jilbab lebar, namun tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya.
Mereka tidak menjaga diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah (kerusakan;bencana) yang ditimbulkan dari pergaulan laki-laki dan wanita yang melanggar batas-batas syari’at.
Mungkin saja para akhwat genit ini belum tahu tentang tuntunan Islam dalam bergaul dengan lawan jenis. Ketahuilah, memang Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mewajibkan ummat muslim berbuat baik dalam segala hal.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu,” (HR. Muslim). Dan memang benar bahwa Allah telah memerintahkan hamba-Nya mempererat persaudaraan, ukhuwah sesama muslim, bersikap santun, sopan, banyak memuji. Namun perlu diperhatikan, hal-hal baik tersebut akan berbeda hukum dan akibatnya jika diterapkan kepada lawan jenis.
Berkata manis, santun, mendayu-dayu, itu baik, namun bila diterapkan kepada lawan jenis, bisa berbahaya.
Menanyakan kabar kepada seorang kawan, itu baik, namun bila sang kawan itu lawan jenis, bisa berbahaya.
Sering memberi nasehat-nasehat kepada seorang kawan itu baik, namun jika ia lawan jenis, bisa berbahaya. Senyum dan menyapa saat berpapasan dengan kawan, itu baik, namun jika ia lawan jenis, bisa berbahaya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman yang artinya: “Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menundukkan pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya.” (QS. An-Nur : 24).
Berbuat baik memang diperintahkan, namun Allah juga memerintahkan untuk menjaga pandangan dan pergaulan terhadap lawan jenis. Maka janganlah mencampurkan hal-hal baik dengan hal yang dilarang.
Ciri-ciri akhwat genit:
1.    Berpakaian yang mengundang pandangan
Mungkin ia memakai jilbab lebar, gamis, namun jilbab dan busana muslimah yang dikenakannya dibuat sedemikian rupa agar menggoda pandangan para ikhwan. Warna yang mencolok, renda-renda, atau aksesoris lain yang membuat para pria jadi terpancing untuk memandang.
2.    Senang dilihat
Akhwat genit, senang sekali bila banyak dilihat oleh para ikhwan. Maka ia pun sering tampil di depan umum, sering mencari-cari perhatian para ikhwan, sering membuat sensasi-sensasi yang memancing perhatian para ikhwan dan suka berjalan melewati jalan yang terdapat para ikhwan berkumpul.
3.    Kata-kata mesra yang Islami
Seringkali akhwat-akhwat genit melontarkan kata-kata mesra kepada para ikhwan. Tentu saja kata-kata mesra mereka berbeda dengan gayanya orang berpacaran, namun mereka menggunakan gaya bahasa Islami. misalnya; Jazakallah yach akhi; Akh, antum bisa saja dech; Pak, jangan sampai telat makan lho; sesungguhnya Allah menyukai hamba-Nya yang qowi; Kaifa haluka akhi; minta tausiah dunks; Akh, besok syura jam 9, jangan mpe telat lhoo..
4.    SMS tidak penting
Biasanya akhwat-akhwat genit banyak beraksi lewat SMS. Karena aman, tidak ketahuan orang lain, bisa langsung dihapus. Ia sering SMS tidak penting, menanyakan kabar, mengecek shalat malam sang ikhwan, mengecek shaum sunnah, atau SMS hanya untuk mengatakan Afwan atau Jazakallah.
5.    Banyak bercanda
Akhwat genit banyak bercanda dengan para ikhwan. Mereka pun saling tertawa tanpa takut terkena fitnah hati. Betapa banyak fitnah hati, VMJ, yang hanya berawal dari sebuah canda-mencandai.
6.    Tidak khawatir berikhtilat
Ada saat-saat di mana kita tidak bisa menghindari khalwat dan ikhtilat. Namun seharusnya saat berada pada kondisi tersebut seorang mukmin yang takut kepada Allah sepatutnya memiliki rasa khawatir berlama-lama di dalamnya, bukan malah enjoy dan menikmatinya. Demikian si akhwat genit. Saat terjadi ihktilat, akhwat genit tidak khawatir. Bukannya ingin cepat-cepat keluar dari kondisi tersebut, akhwat genit malah menikmatinya, berlama-lama, dan malah bercanda-ria dengan pada ikhwan laki-laki di sana.
7.    Berbicara dengan nada
Maksudnya berbicara dengan intonasi kata yang bernada, mendayu, atau agak mendesah, atau dengan gaya agak kekanak-kanakan, atau dengan gaya manja. Semua gaya bicara seperti ini dapat menimbulkan bekas pada hati laki-laki yang mendengarnya. Dan ketahuilah wahai muslimah, hal ini dilarang oleh syari’at. Allah Subhanahu Wa Ta’alaberfirman yang artinya: “Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang maruf.” (QS. Al Ahzab: 32).
Para ulama meng-qiyaskan (menganalogikan) merendahkan suara untuk semua gaya bicara yang juga dapat menimbulkan penyakit hati pada lelaki yang mendengarnya.
Mari sama-sama kita perbaiki diri. Kita tata lagi pergaulan kita dengan lawan jenis. Karena inilah yang telah diperintahkan oleh syari’at. Dan tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu kebaikan. Dan tidaklah Allah melarang sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu keburukan. Dan sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewasiatkan kepada ummatnya bahwa fitnah (cobaan) terbesar bagi kaum laki-laki adalah cobaan syahwat, yaitu yang berasal dari wanita: “Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (HR. Muslim).
semoga bermanfaat bagi saudara & saudariku seiman, saya hanya berusaha mengingatkan sesama muslim... n_n
eramuslim.com