This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, January 28, 2012

Laki-laki yang paling mirip dengan Rasulullah


Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillah..Allahumma shalli ‘ala Muhammad Wa ‘ala aliy Muhammad.

Perhatikan pemuda gagah itu. Warna kulitnya cerah bercahaya. Ia lemah lembut, sopan, santun, pengasih, pengasih, penyayang, baik, rendah hati dan shalih. Ia pemberani, tak kenal takut. Ia pemurah tak takut miskin. Jiwanya begitu bersih. Ia jujur dan bisa dipercaya.

Singkat kata, semua sifat baik dan keistimewaan ada pada laki-laki ini. Anda tidak perlu heran, karena anda sedang berhadapan dengan orang yang paling mirip bentuk tubuh dan akhlaknya dengan Rasulullah. Dialah Ja’far Ibn Abu Thalib.

Ja’far ibn Abu Thalib termasuk orang-orang yang memeluk Islam dimasa-masa awal. Ia datang kepada Rasulullah untuk memeluk Islam. Pada hari itu, sang istri, Asma’ binti Umais juga memeluk Islam.

Ketika Rasulullah memerintahkan agar kaum muslimin hijrah ke Habasyah, Ja’far beserta istrinya termasuk didalam rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habasyah tersebut. Mereka tinggal di sana hingga Allah mengizinkan mereka untuk pulang ke kampung halaman bertemu dengan Rasul dan para shahabat lainnya.

Pada suatu hari, Rasulullah mengutus  mengutus Abdullah ibn Umaiyyah Adh-Dhamri kepada Najasyi di habasyah untuk menjemput kaum muslimin yang berada di habasyah pulang bertemu dengan Rasulullah. Abdullah ibn Umaiyyah Adh-Dhamri kemudian membawa mereka pulang dengan menggunakan dua kapal hingga tiba di tempat Rasulullah yang ketika itu berada di khaibar. Saat itu, pasukan Muslimin baru saja meraih kemenangan di medan khaibar. Rasulullah sangat gembira dengan kedatangan Ja’far Ibn Abu Thalib, beliau mencium diantara kedua mata Ja’far Ibn Abu Thalib dan mendekapnya seraya bersabda, “Aku tidak tahu manakah yang lebih menggembirakanku, kemenangan perang khaibar atau kembalinya Ja’far

Telah sangat lama Ja’far tidak bersama dengan Rasulullah dan para Shahabat. Ia begitu gembira ketika diceritakan kisah-kisah kemenangan kaum muslimin diberbagai medan pertempuran, ketika mengetahui rekan-rekannya yang syahid dipeperangan-peperangan yang telah lalu, air matanya pun berlinang mengingat mereka. Sejak saat itu, ia menantikan peperangan untuk mendapatkan kesyahidan yang didambakan.

Akhirnya kesempatan itu pun tiba, panji-panji perang Mu’tah berkibar, Rasulullah mengirim pasukan untuk menghadapi pasukan Romawi dengan menunjuk Zaid ibn Haritsah sebagai komandan pasukan. Rasulullah Saw. bersabda, “Jika Zaid gugur, maka yang menjadi komandan pasukan adalah Ja’far Ibn Abu Thalib. Jika Ja’far Ibn Abu Thalib gugur, maka yang menjadi komandan pasukan adalah Abdullah Ibn Rawahah.”
Di hari yang mencekam itu, dua pasukan besar tersebut pun berhadapan. Pasukan Romawi saat itu berjumlah 200 ribu orang, sementara pasukan muslim yang dikirim ke Mu’tah saat itu berjumlah 3000 pasukan. Pertarungan pun berlansung, peperangan itu berjalan sengit hingga Zaid Ibn Haritsah gugur dalam medan laga. Sewaktu bendera pasukan Muslimin hampir jatuh terlepas dari tangan Zaid, Ja’far menyambarnya dengan cepat. Ketika peperangan mulai memuncak, Ja’far dikepung oleh banyak musuh, ia merasa kudanya menghalangi geraknya, Ja’far pun turun dari kudanya dan menerjang kesana kemari. Sekilas ia melihat seorang tentara musuh melompat hendak menunggangi kudanya. Karena ia tidak ingin kudanya dikendarai oleh musuh, ia pun menebas kudanya. Perang berlangsung sengit hingga 3 komandan pasukan yang ditunjuk oleh Rasullah wafat dan panji kaum muslimin pun dipegang oleh Khalid Ibn Walid.

Allah, Zat yang Maha Mengetahui memberikan kabar peperangan dan nasib Ja’far kepada Rasulullah. Rasul pun menangis. Ibnu Ishaq berkata, “ketika para komandan pasukan islam gugur, Rasulullah Saw bersabda, ‘bendera perang dipegang Zaid Ibn Haritsah kemudian ia bertempur hingga gugur sebagai syahid, lalu bendera perang diambil alih oleh Ja’far Ibn Abu Thalib, kemudian ia bertempur hingga gugur sebagai syahid.’ Rasulullah diam hingga wajah orang-orang anshar berubah dan menyangka telah terjadi sesuatu yang tidak disukai pada Abdullah Ibn Rawahah. Rasulullah Saw. Bersabda lagi, ‘kemudian bendera perang diambil alih oleh Abdullah Ibn Rawahah, lalu ia bertempur hingga gugur sebagai syahid”. Setelah itu Rasulullah pergi ke rumah saudara sepupunya tersebut, Ja’far Ibn Abu Thalib. Beliau memangggil anak-anaknya. Beliau memeluk dan mencium mereka sementara air matanya bercucuran tak tertahankan.

Begitulah sekelumit kisah tentang seseorang yang bentuk tubuh, akhlak dan perilakunya mirip dengan Rasulullah, berjuang dengan sabar dan tabah untuk Allah ia rela mempertaruhkan nyawa, tak terbesit dalam dirinya mundur meskipun telah jelas kaum muslimin kalah jumlah yang sangat besar dibanding pasukan Romawi.

Ibnu Hisyam berkata, “ulama yang aku percayai berkata kepadaku bahwa Ja’far Ibn Abu Thalib memegang bendera perang dengan tangan kanannya hingga putus, kemudian ia memegang bendera perang dengan tangan kirinya hingga putus, kemudian ia dekap bendera perang dengan kedua lengannya hingga gugur. Ada yang mengatakan bahwa salah satu seorang tentara Romawi menyerangnya hingga badannya terbelah menjadi dua.”

Pedang dan tombak yang membunuh Ja’far hanya penyebrangan bagi Ja’far untuk bertemu dengan TuhanNya yang Maha Pengasih. Ia akana berada di sisiNya, ditempat yang mulia, si surge yang abadi, tempat yang didambakan.
Rasulullah bersabda, “aku melihatnya di surga. Dia mengenakan dua sayap yang masih berlumuran datah dan bertaburkan bintang kehormatan.”

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah hidup dan perjuangan Ja’far Ibn Abu Thalib, seseorang yang sangat penyantun terhadap orang-orang miskin kata Abu Hurairah. Seseorang yang bijak dalam berbicara, mampu memberikan penjelasan yang baik tentag Nabi Isa hingga kaum Muslimin diperbolehkan tinggal di Habasyah dan diberikan perlindungan sepenuhnya di negara itu, seseorang yang membacakan surat Maryam kepada Najasyi Raja Habasyah hingga menangis mendengarnya. Seseorang yang diberikan dua sayap di surga. Seseorang yang paling mirip bentuk tubuh dan akhlaknya dengan Rasulullah.

Allahu a’lam Bishshawab..

Referensi :
Sirah Nabawiyah Ibnu Husyam Jilid 2
60 Sirah Sahabat Rasulullah Saw.
Saat-saat berkesan bersama Rasulullah Saw.